Rabu, 08 Agustus 2012

Indahnya Mimpi

 Di alam ini kau begitu bebas. Lakukanlah sesuka hatimu. Bernyanyilah dengan suara yang lantang. Tak usah kau berhenti karena malu.  Rasakanlah sebuah kebahagian. Tanpa ada yang mengganggumu. Pergilah kemana yang kau inginkan. Tak kan ada seorang pun yang tahu. Sungguh indahnya di alam ini. Kuingin selamanya ada disini. Semua yang kuinginkan bisa ku milik. Tak ada satu pun yang ku lewati

Keindahan di Alam Mimpi ini. Ku bisa merasakan yang belum terjadi. Andai semua ini terjadi. Ku tak kan pernah menyiakan ini. Satu malam yang tenang. Langit bersih tampak bintang gemintang tidak jutaan seolah menempel di langit yang hitam pekat. Angin yang biasanya kencang kini terasa lembut. Ketenangan malam seolah mempesona tetumbuhan untuk tidak menggoyangkan dedaunannya.

Disaat sang putri Chintia yang tertidur di peraduan dengan nyenyaknya. Seolah kabut yang berwarna-warni hadir dalam mimpinya, dan ditengah-tengah keindahan alam mimpi yang tak terlukiskan, sosok pemuda yang Agung dan mempesona hadir di tengah-tengah taman.

Sungguh keindahan alam mimpi yang sebelumnya. Keindahan warna-warni yang sebelumnya mempesona. Kini seolah tenggelam ditelan pesona wajah agung nan rupawan si pemuda.

Sang putri yang menyaksikan itu merasa dadanya berguncang hebat, hatinya
jatuh cinta pada sang pemuda.

“Duhai..siapakah..siapakah..siapakah dia ???”. Bangun dari tidurnya, Zulaikha termangu-mangu. Hangat sinar mentari sudah terlanjur merasuk di hati. Cinta pada sang pemuda dalam mimpi sudan menyelusup masuk ke pori-pori. “Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku. Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ? Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ? Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ? Api telah membakar seluruh isi hatiku.”

Malam-malam kini dilaluinya dengan memohon, memohon dan memohon. Agar ia dipertemukan dengan sang pemuda pujaan dalam mimpinya.

Satu waktu, kembali mimpi membawa sang pemuda kehadapannya. Chintia bertanya,”Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ? Siapakah engkau ?”.

Lama tak ada mimpi sang pujaan sama sekali. Ingin sekali ia menyebut-nyebut nama sang pemuda, tapi ia tak tahu siapa namanya. Hanya bayang-bayang sang pemuda yang tak lepas dari angan-angannya. Siang malam, siang malam, dihabiskan mengingat orang yang dicintainya.

Sampai satu waktu, mimpi menghantarkan sang pujaan lagi ke hadapannya. Chintia bertanya, “Siapakah Tuan yang memiliki wajah separo manusia dunia ? Siapakah nama Tuan ?” Si pemuda tersenyum, senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya. Dan akhirnya dia menjawab “Aku Ikra”.

Dan akhirnya dia terbangun dari tidurnya. Dia meminta tuk bertemu dengan pemuda itu. Hingga disuatu saat dia menikah dengan sang pemuda. Dan dia pun akhirnya hidup bahagia. Ternyata di alam mimpi itu sungguh indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar