Indahnya Mimpi
Di alam ini kau begitu bebas. Lakukanlah sesuka hatimu. Bernyanyilah
dengan suara yang lantang. Tak usah kau berhenti karena malu.Â
Rasakanlah sebuah kebahagian. Tanpa ada yang mengganggumu. Pergilah
kemana yang kau inginkan. Tak kan ada seorang pun yang tahu. Sungguh
indahnya di alam ini. Kuingin selamanya ada disini. Semua yang
kuinginkan bisa ku milik. Tak ada satu pun yang ku lewati
Keindahan di Alam Mimpi ini. Ku bisa merasakan yang belum terjadi.
Andai semua ini terjadi. Ku tak kan pernah menyiakan ini. Satu malam
yang tenang. Langit bersih tampak bintang gemintang tidak jutaan seolah
menempel di langit yang hitam pekat. Angin yang biasanya kencang kini
terasa lembut. Ketenangan malam seolah mempesona tetumbuhan untuk tidak
menggoyangkan dedaunannya.
Disaat sang putri Chintia yang tertidur di peraduan dengan
nyenyaknya. Seolah kabut yang berwarna-warni hadir dalam mimpinya, dan
ditengah-tengah keindahan alam mimpi yang tak terlukiskan, sosok pemuda
yang Agung dan mempesona hadir di tengah-tengah taman.
Sungguh keindahan alam mimpi yang sebelumnya. Keindahan warna-warni
yang sebelumnya mempesona. Kini seolah tenggelam ditelan pesona wajah
agung nan rupawan si pemuda.
Sang putri yang menyaksikan itu merasa dadanya berguncang hebat, hatinya
jatuh cinta pada sang pemuda.
“Duhai..siapakah..siapakah..siapakah dia ???â€. Bangun dari
tidurnya, Zulaikha termangu-mangu. Hangat sinar mentari sudah terlanjur
merasuk di hati. Cinta pada sang pemuda dalam mimpi sudan menyelusup
masuk ke pori-pori. “Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia
kehadapanku. Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku
padanya ? Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya
kepadaku ? Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang
pujaan hati ? Api telah membakar seluruh isi hatiku.â€
Malam-malam kini dilaluinya dengan memohon, memohon dan memohon. Agar ia dipertemukan dengan sang pemuda pujaan dalam mimpinya.
Satu waktu, kembali mimpi membawa sang pemuda kehadapannya. Chintia
bertanya,â€Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh
perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk
mengingatmu ? Siapakah engkau ?â€.
Lama tak ada mimpi sang pujaan sama sekali. Ingin sekali ia
menyebut-nyebut nama sang pemuda, tapi ia tak tahu siapa namanya. Hanya
bayang-bayang sang pemuda yang tak lepas dari angan-angannya. Siang
malam, siang malam, dihabiskan mengingat orang yang dicintainya.
Sampai satu waktu, mimpi menghantarkan sang pujaan lagi ke
hadapannya. Chintia bertanya, “Siapakah Tuan yang memiliki wajah
separo manusia dunia ? Siapakah nama Tuan ?†Si pemuda tersenyum,
senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya. Dan
akhirnya dia menjawab “Aku Ikraâ€.
Dan akhirnya dia terbangun dari tidurnya. Dia meminta tuk bertemu
dengan pemuda itu. Hingga disuatu saat dia menikah dengan sang pemuda.
Dan dia pun akhirnya hidup bahagia. Ternyata di alam mimpi itu sungguh
indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar